perpaduan antara tidak enak badan dan sakit kepala itu sempurna sekali buat menentang batas ruang dan waktu. juga menentang batas memilah-milah kata menjadi satu perpaduan yang apik dalam bentuk kalimat.
entahlah. udah lama nggak begini. tadi aku bawa motor sampe hampir nabrak pohon. ga sadar tiba-tiba meleng dan kayak goyang-goyang dunianya. ternyata yang goyang cuman kepalaku.
nyetir motor belom jauh, udah kena razia polisi. baru sadar aku kalo sim-ku mati ulang tahun kemaren. jadi ya udah, dibawain surat buat sidang, wong ga bawa duit juga, nanti biar minta tolong mbah putus aja mintain balik stnk-ku. kok enak mbayar 40 ribu. so kayaknya emang pulang lagi udah paling bener.
kuliah dua biji hari ini dan workshop skripsi, aku mau ngebus tapi kok lemes banget. ah good, campur aduk.
"sisi ruang batinku, hampa rindukan pagi. tercipta nelangsa, merenggut sukma. terwujud keinginan yang tak pernah terwujud. aku tak bisa pindah. pindah ke lain hati."
entah kenapa juga tiba-tiba terbersit kabar dari langit mengenai waktu. waktu dalam banyak hal, menyangkut banyak hal. tak ada yang tau arah kemana angin membawanya tapi seolah waktu sangat akrab dan bersahabat sehingga koyah hampa dan masalah pun terpecahkan.
bukan itu sih yang jadi titik beratnya.
perasaan yang paling mengganggu adalah perasaan dimana kamu bisa merasakan pikiran orang lain memandang salah terhadapmu, yang tidak bisa diselesaikan oleh waktu. terjal memang, tapi harus bersiap.
seiring dengan lemahnya gagah ini, pikiran pun melayang entah kemana-mana.
ada orang yang membicarakan aku di luar sana, aku tau itu, aku tau mengapa itu. tapi masih blur ya, simpang siur, jangan tanyakan siapa.
ah iya, mama, bukannya aku nggak mau ngucapkan beberapa gelintir ucapan lebaran ke mama. tapi ya, karna satu dan lain hal akhirnya ucapan itu seperti tertahan. dan tak tahu kapan menemukan keadaan yang terkendali sehingga bisa diucapkan.
kalau boleh jujur ya rasanya sangat-sangat ekstrim mau menyampaikan banyak hal, tapi banyak badan menahan dan tak berucap. jadi aku pun tak berucap. memang mungkin lebih baik diam saja dulu, meresapi kata-kata, "i meant it."
tidak ada yang tahu keadaannya seperti apa. tidak ada yang tahu keadaannya bagaimana. apalagi tentang yang diharapkan. aku nulis sambil ngeliat fotomu lho ma. sama anakmu yang ganteng. foto yang aku suka. yang merepresentasikan semuanya. semua kalian berdua. bagus banget. meski cuma crop-cropan.
aku nggak tau apa yang ada di benak mama apakah menunggu-nunggu atau malah bahagia kalau begini saja. tetep, akhirnya defense berbicara. apalah itu gede rasaku atau itu kecil rasaku, tapi aku memang nggak tau mana yang bener dan apa yang terjadi. cuman bisa ngikutin kata-kata si ganteng yang tadi malem menjawab dengan kalimat, "Just be patient =] that is all." kupikir itu juga menjawab semuanya. ikutin aja alurnya. the fact, I trust in him dan memang cuman dia yang tau situasinya seperti apa.
beberapa lama pikiran ini menggerumul-gerumul di dalam otak, cuma hinggap di sana tanpa mampu bertingkah apa-apa. sampai saatnya tiba aku masih tetap dikuatkan oleh proses, dan menyadari bahwa kaki ini menapak sendiri dan mulai meninggalkan embel-embel keluarga. (maksudnya nggak peduli kamu anaknya siapa, kali ini semua tingkah laku dan ucapanmu pada akhirnya kamu pertanggungjawabkan serorang diri, keluargamu tidak ada yang ikut campur tangan di sisimu). that is correct, selamat menjadi dewasa. entah itu pengalaman baru atau pengalaman yang sudah-sudah, kamu akan tahu batasanmu sampai mana, porsimu sampai mana, dan itu yang ishaallah menuntun jalanmu selanjutnya. asal kamu pede. asal kamu yakin.
tidak ada satu orang pun yang menginginkan berada dalam posisi salah (menurut pemikiran-pemikiran orang lain). teka-teki sosial yang tidak bisa dijelaskan dengan kenyataan yang ada (menurut pandangan pribadi atau diri sendiri). begitu sulitnya kamu menjelaskan situasi, masalah, keadaan yang sebenarnya. -??- tidak usah dijelaskan. time will consider it. yeah. time will consider it. so we found the title of this entry.
"begitu lelah sudah, kuharus menepi. biduk tlah ditambatkan berlabuh di pantaimu."
thanks to Klakustik, tak bisa ke lain hati. (yang indah sekali selalu bikin merinding).
"begitu lelah sudah, kuharus menepi. biduk tlah ditambatkan berlabuh di pantaimu."
thanks to Klakustik, tak bisa ke lain hati. (yang indah sekali selalu bikin merinding).
No comments:
Post a Comment